ASUHAN KEBIDANAN GII
PI000I UK 38 MINGGU
DENGAN INPARTU KALA I
FASE LATEN
Oleh :
-
ABDUL KADIR
-
SITI ROKAYYAH
-
SITI NURUL
HASANAH
-
SATIYA DEWI
PUSPITA S.
-
YUYUN NUR AINI
-
MANA ULFA
-
JANIAR
PRODI D VI KEBIDANAN
NGUDIA HUSADA MADURA
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya
serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana
janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Pada proses persalinan
itu sendiri dibagi menjadi beberapa kala antara I sampai IV. Kala I dimulai
saat pembukaan serviks sampai menjadi lengkap 10 cm, kala II yaitu kala
pengeluaran janin waktu uterus dengan kekuatan his ditambah dengan kekuatan
mengejan mendorong janin keluar hingga lahir, kala III yaitu saat pelepasan dan
pengeluaran uri, kala IV dimulai dari lahirnya uri selama 1-2 jam.
Perubahan psikologis Ibu dipengaruhi beberapa faktor
terutama karena ketidaknyamanan Ibu tentang persalinan. Perubahan psikologis
ini sering terjadi pada Ibu primigravida. Adapun penanganannya dengan terapi,
karena nyeri pada fase dilatasi maksimal ini bersifat psikologis yang semakin
lama semakin hebat. Sebagai seorang bidan kita bisa membantu menggunakan teknik
pernafasan, relaksasi yang tetap serta tindakan, kenyamanan misal gosok
punggung atau kaki istirahat dan perubahan posisi selain itu anjurkan untuk
berdo’a serta mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga Ibu bisa
melewati persalinan dengan lebih tenang.
2.
Tujuan
a.
Tujuan
Umum
Agar
mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang mereka dapat diinstansi dengan praktek
secara langsung dilahan sesuai asuhan kebidanan.
b.
Tujuan
Khusus
Setelah
melakukan asuhan kebidanan pada Ny “L” usia kehamilan 38 minggu diharapkan
mahasiswa mampu :
1)
Melaksanakan
pengkajian
2)
Mengidentifikasi
diagnosa, masalah dan kebutuhan
3)
Mengidentifikasi
atau mengantisipasi masalah potensial
4)
Mengidentifikasi
kebutuhan segera
5)
Mengembangkan
rencana asuhan
6)
Melaksanakan
tindakan sesuai dengan rencana
7)
Mengevaluasi
pelaksanaan asuhan kebidanan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KONSEP DASAR PERSALINAN (PARTUS)
-
KONSEP PERSALINAN NORMAL
1. Pengertian
· Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar
(Mansjoer, 2000 : 291).
· Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2007 : 100).
2. Fisiologis Persalinan
Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang sebab
terjadinya persalinan:
a. Teori Penurunan Progesteron
Penuaan plasenta telah dimulai sejak usia kehamilan
30-60 minggu sehingga terjadi penurunan konsentrasi progesteron dan estrogen
pada saat hamil, terjadi perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron yang
menimbulkan kontraksi Braxton Hicks, yang selanjutnya akan bertindak sebagai
kontraksi persalinan. Kenyataan menunjukkan bahwa saat menjelang persalinan,
tidak terjadi penurunan konsentrasi progesteron.
b. Teori Oksitosin
Menjelang persalinan terjadi peningkatan reseptor
oksitosin dalam otot rahim sehingga mudah terstimulasi saat disuntikkan
oksitosin dan menimbulkan kontraksi. Diduga bahwa oksitosin dapat meningkatkan
pembentukan prostaglandin dan persalinan dapat berlangsung terus atau minimal
melakukan kerjasama.
c. Teori Keregangan Otot Rahim
Induksi persalinan dapat dilakukan dengan memecahkan
ketuban sehingga keregangan otot rahim makin pendek dan kekuatan untuk
berkontraksi makin meningkat.
d. Teori Janin
Sinyal yang diarahkan pada maternal sebagai tanda
bahwa janin telah siap lahir, belum diketahui dengan pasti. Kenyataan
menunjukkan, bila terdapat anomaly hubungan hipofisis dan kelenjar supraneal,
persalinan akan menjadi lebih lambat. Diduga bahwa keutuhan hipofisis dan
glandula suprarenal sangat penting walaupun bentuk diketahui bentuk sinyalnya.
e. Teori Prostaglandin
Menjelang persalinan, diketahui bahwa prostaglandin
sangat meningkat pada cairan amnion dan desidua. Diperkirakan bahwa terjadinya
penurunan progesterone dapat memicu interleukin -1 untuk melakukan “hidrolisis
gliserofosfolofid” sehingga terjadi pelepasan dari asam arakidonat menjadi
prostaglandin, PGE2, dan PGF2 alfa. Terbukti pula bahwa saat mulainya
persalinan terdapat penimbunan dalam jumlah besar asam arakidonat dan
prostaglandin dalam cairan amnion
3. Tanda Menjelang Persalinan
- Untuk primigravida kepala janin telah masuk PAP pada
minggu 36 yang disebut lightening
- Rasa sesak di daerah epigastrum makin berkurang.
- Masuknya kepala janin menimbulkan sesak dibagian bawah
dan menekan kandung kemih.
- Dapat menimbulkan sering kencing atau polakisuria
- Pada Pemeriksaan : TFU semakin turun; Serviks uteri mulai lunak, sekalipun terdapat pembukaan
4. Braxton Hicks Kontrasepsi makin frekuen :
- Sifatnya ringan, pendek, tidak menentu jumlahnya dalam
10 menit
- Pengaruhnya terhadap effescement dan pembukaan serviks
dapat mulai muncul.
- Kadang-kadang pada multigravida sudah terdapat
pembukaan.
- Dengan stripping selaput ketuban akan dapat memicu his
semakin frekuen dan persalinan dapat dimulai.
5. Tanda Mulai Persalinan
Timbulnya his persalinan dengan ciri :
- Fundul dominant
- Sifatnya teratur makin lama intervalnya makin pendek
- Terasa nyeri dari abdomen dan menjalar ke pinggang
- Menimbulkan perubahan progresif pada serviks berupa
perlunakan dan pembukaan
- Dengan aktivitas his persalinan makin bertambah
(Manuaba, 2007 :
314).
· Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya
plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan
perubahan serviks.
· Tanda dan Gejala Inpartu termasuk :
- Penipisan dan pembukaan serviks
- Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada
serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit).
- Cairan lendir bercampur darah (“show”) melalui vagina
(Waspodo, 2007 : 37).
· Berlangsungnya Persalinan Normal
Persalinan dibagi menjadi 4 kala:
1. Kala I (Kala Pembukaan)
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi
uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks
membuka lengkap (10 cm).
Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi
dalam 2 fase :
1) Fase Laten
Fase Laten Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi
sangat lembab sampai mencapai ukuran diameter 3 cm
2) Fase Aktif
Fase Aktif Dibagi dalam 3 fase lagi, yakni :
· Fase
Akselerasi : Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm
· Fase
Dilatasi Maksimal : Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari
4 cm menjadi 9 cm.
· Fase
Deselerasi : Pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam pembukaan dari
9 cm menjadi lengkap.
· Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam sedangkan pada
multipara kira-kira 7 jam.
2. Kala II (kala pengeluaran bayi)
Pengertian Kala II. Kala II juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi. Kala II persalinan
dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan
lahirnya bayi (Waspodo, 2007 : 75).
Tanda dan Gejala Kala II Persalinan adalah :
· Ibu
merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
· Ibu
merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan atau vaginanya
· Perineum
menonjol
· Vulva
vagina dan sfingter ani membuka
· Meningkatnya
pengeluaran lendir bercampur darah
Tanda pasti kala II ditentukan melalui periksa dalam
(informasi obyektif) yang hasilnya adalah :
· Pembukaan
serviks telah lengkap
· Terlihatnya
bagian kepala bayi melalui introitus vagina
3. Kala III
Kala
III dimulai setelah lahirnya bayi, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas
pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan
plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit
setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.
Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah. Kala III berlangsung
sampai 6 sampai 15 menit setelah janin dikeluarkan.
Tanda
lepasnya placenta:
-
Perubahan
bentuk TFU
-
Tali
pusar memanjang
-
Semburan
darah mendadak dan singkat
Managemen
aktif kala III (MAKTI)
-
Suntik
oksitosin
-
Peregangan
tali pusat terkendali
-
Masase
fundus uteri
4. Kala IV
Kala
IV Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam
pertama post partum. 7 pokok yang harus diperharikan:
1) Kontraksi uterus harus baik
2) Tidak ada perdarahan dari vagina atau alat genetalia
lainnya
3) Plasenta dan selaput ketuban harus telah lahir lengkap
4) Kandung kencing harus kosong
5) Luka-luka pada perineum terawat dengan baik dan tidak
ada hematoma
6) Bayi dalam keadaan baik
7) Ibu dalam keadaan baik juga. TTV normal, tidak ada keluhan sakit kepala. Adanya frekuensi nadi yang menurun dengan volume yang
baik adalah suatu gejala baik.
· Setelah lahirnya
placenta lakukan:
1) Lakukan masase
uterus
2) Evaluasi TFU
3) Perkiraan
kehilangan darah
4) Periksa perineum
5) Evaluasi kondisi
ibu dan bayi
6) Dokumentasi
Mekanisme Persalinan
· His
adalah salah satu kekuatan pada ibu seperti telah dijelaskan- yang menyebabkan
serviks membuka dan mendorong janin kebawah. Pada presentasi kepala, bila his
sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga panggul.
· Masuknya
kepala melintasi pintu atas panggul dapat dalam keadaan sinklitismus, ialah
bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul.
Dapat pula kepala masuk dalam keadaan asinklitismus, yaitu arah sumbu kepala
janin miring dengan pintu atas panggul.
· Keadaan
asinklitismus anterior lebih menguntungkan daripada mekanisme turunnya kepala
dengan asinklitismus posterior karena ruangan pelvis di daerah posterior adalah
lebih luas dibandingkan dengan ruangan pelvis di daerah anterior.
· Akibat
sumbu kepala janin yang eksentrik atau tidak simetris, dengan sumbu lebih
mendekati suboksiput, maka tahanan oleh jaringan di bawahnya terhadap kepala
yang akan menurun, menyebabkan bahwa kepala mengadakan fleksi di dalam rongga
panggul dengan ukuran yang paling kecil, yakni dengan diameter
suboksipitobregmatikus (9,5 cm) dan dengan sirkumferensia
suboksipitobregmatikus (32 cm).
· Sampai
didasar panggul kepala janin berada didalam keadaan fleksi maksimal. Kepala
yang sedang turun menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke
bawah depan. Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan
intrauterine disebabkan oleh his yang berulang-ulang, kepala mengadakan rotasi,
disebut pula putaran paksi dalam. Di dalam hal mengadakan rotasi ubun-ubun
kecil akan berputar ke arah depan, sehingga di dasar panggul ubun-ubun kecil
berada di bawah simfisis. Dengan suboksiput sebagai hipomoklion, kepala
mengadakan gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan.
· Dengan
kekuatan his bersama dengan kekuatan mengedan, berturut-turut tampak bregma,
dahi, muka, dan akhirnya dagu. Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan
rotasi, yang disebut putaran paksi luar. Putaran paksi luar ini ialah gerakan
kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan
kepala dengan punggung anak.
· Didalam
rongga panggul, bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang
dilaluinya, sehingga didasar panggul, apabila kepala telah dilahirkan, bahu
akan berada dalam posisi depan belakang. Selanjutnya dilahirkan bahu depan
terebih dahulu baru kemudian bahu belakang. Demikian pula dilahirkan trokanter
depan terlebih dahulu, baru kemudian trokanter belakang, kemudian bayi lahir
seluruhnya (Prawirohardjo, 2008:311-314).
Ada 3 faktor
penting yang memegang peranan persalinan adalah:
1. Kekuatan-kekuatan
yang ada pada ibu seperti kekuatan his dan kekuatan mengejan.
2. Keadaan jalan
lahir
3. Janinnya
sendiri.
BAB
III
TEORI
SOAP
I.
PENGKAJIAN
1.
Data
Subyektif (S)
Yaitu data yang
didapatkan dari hasil wawancara dengan pasien atau dengan seseorang yang
mengetahui dengan seluk-beluk keadaan pasien selama ini.
a.
Biodata
1.
Nama
Ditanyakan dengan tujuan agar dapat
mengenal atau memanggil klien dan tidak keliru dengan penderita lain.
2.
Umur
Untuk mengetahui keadaan klien, apakah
klien termasuk dewasa atau usia lanjut.
3.
Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kepercayaan
klien terhadap Agama yang dianutnya sehingga memudahkan dalam melakukan asuhan
dan pendekatan.
4.
Suku
/ bangsa
Ditanyakan untuk mengetahui asal daerah
klien.
5.
Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui status
sosial ekonomi sebagai dasar konseling dan pengobatan yang diberikan.
6.
Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan Ibu atau suami sebagai dasar memberikan KIE.
7.
Alamat
Ditanyakan untuk mengetahui klien
tinggal dimana, menjaga kemungkinan bila ada klien yang namanya sama, selain
itu alamat juga diperlukan bila mengadakan kunjungan kepada penderita.
b.
Keluhan
utama
Keluhan yang dirasakan oleh klien saat
ini atau yang menyebabkan klien datang ke RS.
c.
Riwayat
kesehatan sekarang
Apakah klien menderita penyakit menurun,
menular dan menahun.
d.
Riwayat
kesehatan dahulu
Apakah klien menderita penyakit menurun,
menular dan menahun.
e.
Riwayat
perkawinan
Untuk mengetahui usia perkawinan dan
apakah itu perkawinan yang pertama kali.
f.
Riwayat
menstruasi
Perlu diketahui menarche, siklus haid
teratur atau tidak, banyaknya darah yang keluar waktu haid, lamanya haid,
disertai nyeri atau tidak ada menopause.
g.
Riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ditanyakan tentang kehamilan persalinan
dan nifas yang lalu pada Ibu yang pernah hamil.
h.
Riwayat
kontrasepsi
Ditanyakan untuk mengetahui alat
kontrasepsi apa yang dipakai Ibu selama ini.
i.
Keadaan
psikososial
-
Untuk
mengetahui bagaimana perasaan Ibu, suami, keluarga dalam menerima penyakit yang
diderita Ibu
j.
Pola
kebiasaan sehari-hari
Untuk mengetahui pola kebiasaan
sehari-hari Ibu sebelum dan saat sakit.
-
Nutrisi
Untuk mengetahui komposisi makanan dan
frekuensi makan dan minum.
-
Eliminasi
Untuk mengetahui BAB berapa kali, ada
gangguan atau tidak, BAK berapa kali ada gangguan/tidak.
-
Pola
coitus
Untuk mengetahui bagaimana sexualitas
pasien.
-
Pola
istirahat
Untuk mengetahui waktu istirahat yang
berapa lama, ada gangguan atau tidak.
-
Personal
hygiene
Untuk mengetahui kebersihan pasien.
2.
Data
Obyektif (O)
Yaitu data yang
didapatkan dengan melakukan pemeriksaan langsung kepada pasien, diantaranya
pemeriksaan fisik, data psikologi, data psikososial, data penunjang yang
spesifik, data dalam pelaksanaan terapi.
Pemeriksaan umum
-
Keadaan
umum : untuk mengetahui keadaan secara keseluruhan
-
Tekanan
darah : untuk mengetahui nilai tekanan darah Ibu
-
Nadi
: untuk mengetahui frekuensi detak jantung Ibu permenit
-
Suhu
: untuk mengetahui temperature suhu Ibu
-
RR
: untuk mengetahui frekuensi pernapasan permenit.
a.
Inspeksi
-
Kepala
: warna rambut, bersih atau tidak
-
Muka
: pucat atau tidak, ada cloasma atau tidak
-
Mata
: conjungtiva pucat atau tidak, sclera putih/kuning
-
Leher
: apakah ada pembesaran kelenjar tyroid/tidak
-
Telinga
: untuk mengetahui kebersihan telinga pasien
-
Hidung
: simetris atau tidak, ada secret/tidak
-
Mulut
: lembab/tidak, lidah kotor atau tidak, stomatitis ada atau tidak, ada
caries/tidak.
-
Dada
: bentuk simetris/tidak
-
Payudara
: simetris atau tidak, keadaan puting susu menonjol atau tidak.
-
Abdomen
: ada massa atau tidak,pembesaran perut atau tidak, ada atau tidak bekas
sc.dan untuk mengetahui TFU.
-
Ekstremitas
atas : untuk mengetahui pergerakannya
-
Ekstremitas
bawah : lengkap atau tidak, apakah oedem atau tidak.
b.
Palpasi
-
Leher
: adakah pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
-
Payudara
: apakah ada nyeri tekan, benjolan abnormal ada atau tidak ada
-
Abdomen
: apakah ada massa atau tidak
c.
Auskultasi
-
Dada
: ada atau tidak bunyi wheezing dan ronchi
d.
Perkusi
-
Reflek
patella : +/+ atau -/-
e.
Data
penunjang
Adalah data yang
diperoleh dari hasil laboratorium, fotothorax atau hasil USG.
3.
Analisis
Data (A)
Untuk mengetahui atau menetukan Diagnosa, Diagnosa Potensial,
berdasarkan data Subjektif dan Objektif kemudian Masalah, Masalah Potensial dan
kebutuhan segera saat itu juga.
4.
Penatalaksanaan
(P)
Intervensi
: mengacu pada kebutuhan segera
Implementasi
: rencana asuhan menyeluruh dan di laksanakan
langsung
Evaluasi
: hasil asuhan secara menyeluruh.
SOAP
ASUHAN KEBIDANAN GII
PI000I UK 38 MINGGU
DENGAN INPARTU KALA I
FASE LATEN
DI BPM Hj.FAROCHAH
KALAMI PULO JOMBANG
I.
Pengkajian
Tanggal : 25 – 06 –
2012
Jam : 11 : 30 Wib
A. Data
Subyektif ( S )
1)
Identitas
Nama
Ibu : Ny “A”
Nama ayah : Tn “S”
Umur
: 24
thn
Umur
: 29 thn
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia Suku/Bangsa :
Jawa/Indonesia
Agama
: Islam
Agama :
Islam
Pendidikan
: SMU
Pendidikan : SMU
Pekerjaan
:
IRT
Pekerjaan : Swasta
Alamat
: Mojongapit
Alamat : Bira
Tengah
2)
Keluhan
utama
Ibu mengatakan perutnya
terasa kencang-kencang sejak pukul 03:00 wib tanggal 25 – 06 –
2012 dan hanya mengeluarkan lender sedikit.
3)
Riwayat
Kebidanan
Menarche
: 12 tahun
Siklus
: 28 hari
Lama
: 3 – 4 hari (hari 1- 2 habis 4 softex dan hari 3 – 4
habis 3 softex )
Warna
: Merah
Dismenorea
: Tidak pernah
Flouralbus
: Kadang – kadang ( sebelum dan sesudah haid )
4)
Riwayat
kehamilan, persalinan, nifas lalu
NO
|
UK
|
Jenis persalinan
|
Penolong
|
Komplikasi
|
BB/PB
bayi lahir
|
Keadaan
|
Laktasi
|
Usia Anak
|
1.
2
|
9
bln
H
|
Spontan
A M I L
|
Bidan
INI
|
-
|
♂/2300/50
|
baik
|
+/+
|
1
th
|
5)
Riwayat
kehamilan sekarang
Amenorea
: 9 bulan
HPHT
: 11 – 08 – 2011
TP
: 18 – 05 – 2012
UK
: 38 minggu
Ibu
mulai merasakan gerakan janin pada umur kehamilan + 4 bulan.
ANC
: TM I : 4x di Bidan
: TM II : 4x
di Bidan dan 1x di Dokter
: TM II : 4x
di Bidan dan 1x di Dokter
Keluhan
selama hamil dan terapi yang di berikan
TM
II : Mual – mual à terapi (B6,Kalk,Fe)
TM
II : tidak ada à terapi (Kalk,Fe)
TM
III : tidak ada à terapi (Kalk,Fe,B1,vitC)
6)
Riwayat
kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak pernah menderita
penyakit menurun seperti DM, asma, hipertensi, dll, tidak mempunyai penyakit
menahun seperti jantung dan tidak mempunyai penyakit menular seperti TBC.
7)
Riwayat
kesehatan laluIbu mengatakan tidak penah menderita penyakit menurun seperti
asma,HT, TBC,dll dan ibu tidak pernah menderita penyakit menular,seperti
HIV/AIDS dan penyakit menahun seperti kencing manis.
8)
Riwayat
kesehatan keluarga
Ibu mengatakan bahwa
dirinya dan keluarga tidak pernah menderita penyakit menular atau menurun
seperti TBC, penyakit jantung, kencing manis, tekanan darah tinggi, tidak
pernah operasi dan tidak ada keturunan kembar.
9)
Riwayat
KB
Ibu mengatakan pernah menggunakan alat
kontrasepsi KB suntik 3 bulan.
10)
Riwayat
Perkawinan
Kawin
ke : 2x
Usia
Kawin : 17 tahun
Lama
: + 9 tahun
11)
Riwayat
TT
TT 2x
12)
Pola
kebiasaan sehari-hari
a)
Pola
nutrisi
Sebelum hamil : Ibu
mengatakan makan 3x sehari porsi sedang minum ± 8 gelas
Saat
hamil : Ibu mengatakan
pola makan tetap makan 4x sehari dengan porsi sedang, minum ± 8 gelas
b)
Pola
eliminasi
Sebelum hamil : BAB : 1x
sehari, BAK : 5x
sehari
Saat
hamil : BAB : 1x sehari,
BAK : 6 – 7x
sehari
c)
Pola
coitus
Sebelum hamil : 2x dalam sebulan
Saat
hamil : jarang melakukan
hubungan suami istri
Saat
partus : Ibu belum pernah melakukan
aktifitas seksual.
d)
Pola
istirahat
Sebelum hamil : ± 8 jam
perhari
Saat
hamil : ± 7 jam perhari
e)
Pola
personal hygiene
Sebelum hamil : mandi 2x
sehari, gosok gigi 2x sehari, keramas 2 hari sekali
Saat
hamil : mandi 2x sehari,
gosok gigi 2x sehari, keramas 2 hari sekali
13)
Keadaan
psikologi
·
Kehamilan
ini diharapkan
·
Ibu
dan keluarga merasa senang dengan kehamilan ini
·
Hubungan
suami istri dan keluarga baik
B.
Data
objektif
1.
Pemeriksaan
umum
Keadaan Umum : BAIK
Kesadaran
composmetis
Keadaan
emosional : stabil
·
Tekanan darah : 120/80 mmHg
·
Nadi
: 80 x/menit
·
Suhu
: 368 0C
·
RR
: 20 x/ mnt
·
Tinggi badan
: 159 cm
·
BB sebelum hamil : 65 kg
·
BB selama hamil : 74
kg
·
Lila
: 25cm
2.
Pemeriksaan
fisik
a)
Inspeksi
·
Rambut
: Bersih, hitam, lurus.
·
Muka
: Tidak oedem dan pucat, terdapat chloasma gravidarum
·
Mata
: simetris, konjungtiva merah muda,sklera putih
·
Hidung
: Simetris, bersih tidak ada polip/ sekret
·
Mulut dan gigi : Simetris tidak ada gigi palsu,
tidak ada karies dan tidak ada stomatifus
·
Telinga
: simetris,tidaka ada serumen,dan tidak ada gangguan pendengaran.
·
Leher
: Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.
·
Dada
: Payudara simetris, puting susu menonjol, terdapat hiperprgmentasi areola
mammae, tidak ada lesi dan benjolan, terdapat eolostrom.
·
Perut
: Pembengkakan perut sesuai umur kehamilan 33 cm, ada striae gravidarum livide,
tidak ada luka bekas operasi.
·
Genetalia
: Bersih,tidak ada varices dan tidak ada oedema
·
Anus
: Tidak ada luka perut dan honoroid
·
Ekstremitas : Ekstrimitas atas :
tidak ada gangguan pergerakan, tidak terpasang infus
Ekstrimitas bawah :
tidak
oedem, tidak ada varices.
b)
Palpasi
·
Leher : Tidak teraba
pembesaran vena jugularis, kelenjar tyroid, limfe.
·
Dada : Tidak teraba
benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan.
·
Abdomen
: Leopold
Leopold
I : TFU 3 jari bawah Px, teraba bulat lunak
dan tidak melenting (bokong)
Leopold
II : Punggung,
teraba keras datar seperti papan di kanan dan teraba bagian kecil janin
dikiri.
Leopold
III : bagian bawah teraba keras bulat dan melenting (kepala)
sudah masuk PAP
Leopold
IV : diveregen
dan masuk pap sejauh 2/5
c)
Perkusi
·
Reflek
patella kanan dan kiri (+/+)
3.
Pemeriksaan
dalam
Jam 11.30
WIB
Tgl 25 – 07 - 2012
Æ
2 cm
Selaput ketuban utuh
Efficement : 25 %
Presentasi Kepala
Denominator UUK
4. Pemeriksaan laborat
Tanggal 08 – 04 – 2012
Hb
12 gr %
II.
ANALISIS
DATA
Dx : Ny “ A” GII PI000I
UK 38 minggu, janin tunggal hidup, let kep intra uterin, KU baik dengan inpartu
kala 1, fase latin.
Ds : -
Dx Potensial : -
Ds Potensial : -
Kebutuhan
: Memberikan dukungan emosional dan pendekatan
Menyarankan dan membantu Ibu untuk
mendapatkan posisi yang nyaman.
Memberi cairan dan nutrisi
Pencegahan infeksi
Eliminasi
Observasi CHPB dan TTV
III.
PENATALAKSANAAN
1.
Lakukan
pendekatan pada Ibu
Melakukan pendekatan pada bu agar terjalin kepercayaan dan kerjasama klien dengan petugas
Klien dapat mempercayai petugas dan dapat bekerjasama
2.
Siapkan
peralatan untuk menolong persalinan (partus set,perlengkapan ibu dan bayi).
Menyiapkan peralatan untuk menolong persalinan (partus set,perlengkapan ibu dan
bayi) agar mempermudah dalam tindakan.Peralatan telah siap.
3.
Berikan
cairan dan nutrisi.Memberikan cairan dan nutrisi karena cairan dan nutrisi Ibu
sendiri diolah oleh tubuh dan diproduksi sebagai bahan energy.ibu telah
diberikan cairan dan nutrisi.
4.
Lakukan
observasi TTV
Melakukan Observasi TTV
Waktu
|
TTV
|
His
|
DJJ
|
Hasil
VT
|
11:
30
|
TD120/80mmHg
N
80x/menit
S
36,5 0C
|
3x/10menit
“30
|
136x/menit
|
Ø
2 cm,selaput ketuban utuh
|
12
: 00
|
TD
-
N
88x/menit
S
-
|
3x/10menit
“30
|
140x/menit
|
-
|
12
: 30
|
TD
N
82x/menit
S
|
4x/10menit
“40
|
140x/menit
|
-
|
13
: 00
|
TD
N
88x/menit
S
|
4x/10menit
“45
|
144x/menit
|
-
|
13
: 30
|
TD
N
88x/menit
S
|
4x/10menit
“45
|
144x/menit
|
-
|
14
: 00
|
TD
N
84x/menit
S
|
4x/10menit
“45
|
136x/menit
|
-
|
14
: 30
15
: 00
|
TD
N
88x/menit
S
TD120/80
mmHg
N
80x/menit
S
36 0C
|
4x/10menit
“45
4x/10menit
“45
|
140x/menit
144x/menit
|
-
Ø
10 cm (lengkap)
|
IV.
EVALUASI
Tgl : 25 – 06 -
2012
Jam : 11.30 WIB
Kala I
S
: Ibu mengatakan ia merasa kenceng – kenceng dan sakit perut tembus ke punggung
dan terasa semakin sakit.
O
: TD : 120/80 mmHg
RR
: 20 x/m
N : 80
x/mnt
S
: 36 0C
VT : Ø 2
cm
DJJ :
136x/menit
His : 3x/10 menit “30
A
: Ny “A” GII PI000I dengan Kala 1 fase laten
P
: Pantau tanda – tanda persalinan
Membantu ibu mengatur posis yang nyaman
Observasi Ibu dan janin
Pemenuhan cairan dan nutrisi
Evaluasi Kala II
Tgl : 25 – 06 –
2012
Jam 15.00 WIB
Kala II
S
: Ibu ingin mengejan dan rasa seperti ingin buang air besar.
O
: TD : 120/80
mmHg
VT : Ø 10 cm
N :
80x/menit
His : 4x/10 menit” 45
S
: 36 0C
DJJ : 144x/menit
A
: Ny “A” dengan Kala II
P
: 1. Mengamati tanda dan gejala kala II (Doran,teknus,perjol,vulka)
2.
Memastikan
perlengkapan, bahan dan oba-obatan esensial siap digunakan, mematahkan eksitosin
10 U dan menempatkan tabung suntik steril sekali pakai didalam partus set.
3.
Mengenakan
baju penutup atau celemek plastik yang bersih
4.
Melepaskan
semua perhiasan yang dipakai dibawah saku, mencuci ke dua tangan dengan sabun
dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan handk satu kali
pakai.
5.
Memakai
sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi untuk semua pemeriksaan dalam
6.
Menghisap
oksitosin 10 U ke dalam tabung suntik (dengan memakai sarung tangan steril) dan
meletakkkan kembali di partus set.
7.
Memberikan
vulva dan perinium, menyekanya dengan hati-hati dari depat kebelakang dengan
kapas/kasa yang dibasahi air desinfeksi tingkat tinggi.
8.
Dengan
menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa
pembukaan servik sudah lengkap, bila ketuban belum pecah sedangkan pembukaan
sudah lengkap lakukan amniotomi.
9.
Mendekontaminasikan
sarung tangan dengan mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kotor
kedalam larutan klorin 0,5% dan melepas dalam keadaan terbalik serta merendam
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 mnt, mencuci ke dua tangan.
10.
Memeriksa
DJJ setelah kontraksi uterus berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas
normal (120-160 x/mnt).
11.
Memberitahukan
ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan membantu ibu
berada dalam posisi yang nyaman sesuai keinginannya.
·
Menunggu
Ibu hingga punya keinginan meneran
·
Menjelaskan
kepada keluarga bagaimana mereka dapat mendukung dan memberikan semangat kepada
Ibu saat mulai meneran.
12.
Meminta
bantuan keluarga menyiapkan posisi ibu untuk meneran. (pada saat his, bantu Ibu
dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman)
13.
Melakukan
pimpinan meneran saat Ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran.
·
Bimbing
Ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
·
Dukung
dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya
tidak sesuai
·
Bantu
Ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya
·
Anjurkan
Ibu beristirahat diantara kontraksi
·
Anjurkan
keluarga memberi dukungan dan semangat pada Ibu
·
Berikan
cukup asupan cairan peroral
·
Menilai
DJJ setiap kontaksi uterus selesai
·
Segera
rujuk jika bayi belum/tidak segera lahir setelah 120 mnt (2 jam) meneran
(primigravida)/ 60 mnt (1 jam) meneran (multigravida)
14.
Anjurkan
Ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika Ibu
belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 mnt.
15.
Meletakkan
handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di berut Ibu, jika kepala bayi telah membuka
vulva dengan diameter 5-6 cm
16.
Meletakkan
kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong.
17.
Membuka
tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan.
18.
Memakai
sarung tangan DTT pada kedua tangan
19.
Setelah
tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi perinium
dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang
lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya
kepala. Menganjurkan Ibu meneran perlahan/bernafas dangkap dan cepat.
20.
Memeriksa
kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika
itu terjadi, dan segera melanjutkan proses kelahiran bayi.
·
Jika
tali pusat meliliti leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala
bayi
·
Jika
tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat didua tempat dan potong
diantara dua klem tersebut
21.
Tunggu
kepala bayi melakukan putar paksi luar secara spontan
22.
Setelah
kepala mengalami putar paksi luar, pegang secara biparetal. Anjurkan Ibu untuk
meneran saat kontraksi. Denga lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal
hingga bahu dengan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas
dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
23.
Setelah
bahu lahir, geser tangan bawah kearah perinium Ibu untuk menyanggah kepala,
lengan dan siku sebelah bawah, menggunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas.
24.
Setelah
tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong,
tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan
pegang masing-masing mata kaki dengan Ibu jari dan jari-jari lainnya)
25.
Melakukan
penelitian (selintas)
a)
Apakah
bayi menangis kuat dan bernafas tanpa kesulitan ?
b)
Apakah
bayi bergerak dengan aktif.
Jika
bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap, melakukan langkah
resusitasi.
26.
Mengeringkan
tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian
tangan tanpa membersihkan verniks, ganti handuk basah dengan handuk/kain
kering, membuarkan bayi diatas perut Ibu.
27.
Memeriksa
kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus
.
Evaluasi Kala III
Tgl : 25 – 06 – 2012
Jam 16.05 WIB
Kala III
S : Ibu mengatakan ia merasa lega karena bayinya
lahir dengan lancar dan selamat
O : Bayi lahir tanggal 25 – 07 – 2012,pukul 16 : 05
·
Menangis
spontan
TD : 120/80 mmHg
·
Kulit
kemerahan
N : 80x/menit
·
Gerakan
Aktif
S : 365 0C
·
Jenis
Kelamin Perempuan
A : Ny “A” dengan Kala III
P :
Manajmen aktif kala
III
28.
Memberitahu
Ibu bahwa akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
29.
Dalam
waktu 1 mnt setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 U Im di 1/3 paha atas
distal lateral (melakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).
30.
Setelah
2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari
pusat bayi, mendorong isi tali pusat kearah distal (Ibu) dan jepit kembali tali
pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
31.
Memotong
dan mengikat tali pusat
Dengan
satu tangan, pegang tali pusat yang lebih dijepit (dilindungi perut bayi) dan
melakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut. Mengikat tali
pusat dengan benang DTT pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang
tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
Melepaskan
klem dan memasukkan dalam wadah yang telah disediakan.
32.
Meletakkan
bayi agar ada kontak kulit Ibu ke kulit bayi. Meletakkan bayi tengkurap didada
Ibu. Luruskan bahu bayi sehingga menempel di dada / perut Ibu, mengusahakan
bayi berada diantara payudara Ibu dengan posisi lebih rendah dari puting Ibu.
33.
Menyelimuti
Ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.
34.
Memindahkan
klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
35.
Meletakkan
satu tangan diatas kain pada perut Ibu, ditepi atas simpisis, untuk mendeteksi.
Tangan lain menegangkan tali pusat.
36.
Setelah
uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan yang lain
mendorong uterus kebelang-atas (darso-kranial) secara hati-hati (untuk mencegah
inversio uteri) jika plasenca tidak lahir setelah 30-40 dtk hentikan penegangan
tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur
diatas. Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta Ibu, suami / keluarga
melakukan stimulasi puting susu.
37.
Melakukan
penegangan dan dorongan darso-kranial hingga plasenta lepas, meminta Ibu
meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan
kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap melakukan tekanan
darso-kranial).
Jika
tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm
dari vulva dan lahirkan plasenta,
Jika
plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat.
38.
Saat
plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan.
Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan
tempatkan plaseta pada wadah yang telah disediakan.
Jika
selaput ketuban robek, pakai sarung DTT untuk melakukan eksporasi sisa selaput
kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan
bagian selaput yang tertinggal.
39.
Segera
setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase uterus, meletakkan
telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan
lembut hingga uterus berkonrtaksi. Melakukan tindakan yang diperlukan jika
uterus tidak berkontraksi setelah 15 dtk masase.
40.
Memeriksa
kedua sisi plasenta baik yang menempel ke Ibu maupun janin dan memastikan
selaput ketuban, lengkap dan utuh, masukkan plasenta kedalam kantong
plastik/tempat khusus.
41.
Mengevaluasi
kemungkinan laserasi pada vagina dan perinium. Melakukan penjahitan bila
laserasi menyebabkan perdarahan.
42.
Memastikan
uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
43.
Membiarkan
bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di ada paling sedikit 1 jam.
Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi dini dalam waktu 30-60 mnt
menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 mnt. Bayi cukup menyusu dari
satu payudara.
Biarkan
bayi berada di dada selama 1 jam walaupun bayi berhasil menyusu kalau belum
menyusu tunggu sampai 2 jam.
44.
Setelah
1 jam melakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotika
profilaksis, dan vit K1 1 mg Im di paha kiri anterolateral.
45.
Setelah
1 jam pemberian vit K1 berikan suntikan imunisasi hepatitis B di paha kanan
anterolateral, meletakkan bayi didalam jangkauan Ibu agar sewaktu-waktu bisa
disusukan. Meletakkan kembali bayi pada Ibu bila bayi belum berhasil menyusu
didalam satu jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu.
46.
Memantau
kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
·
2-3
kali dalam 15 menit pertama PP
·
Setiap
15 mnt pada 1 jam pertama PP
·
Setiap
20-30 mnt pada jam kedua PP
·
Jika
uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai untuk
aoniouteri.
47.
Mengajarkan
Ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
48.
Evaluasi
dan estimasi jumlah perdarahan
49.
Memeriksa
nadi Ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 mnt selama 1 jam pertama PP dan
setiap 30 mnt selama jam kedua PP.
·
Memeriksa
temperatur tubuh Ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama PP
·
Melakukan
tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
50.
Memeriksa
kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60 x/mnt)
serta suhu tubuh normal (365 0C-375 0C).
51.
Menempatkan
semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10
mnt), mencuci dan membilas peralatan setelah dekontaminasi.
52.
Membuang
bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat sampah yang sesuai.
53.
Membersihkan
Ibu dengan air DTT, membersihkan sisa cairan ketuban, lendir, dan darah,
membantu Ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
54.
Memastikan
Ibu merasa nyaman, membantu Ibu memberikan ASI. Menganjurkan keluarga untuk
memberi Ibu minuman dan makanan yang diinginkan.
55.
Dekontaminasi
tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.
56.
Mencelupkan
sarung tangan kotor dalam larutan klorin 0,5% membalik bagian dalam keluar dan
merendam selama 10 mnt.
57.
Mencuci
kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
58.
Melengkapi
patograf, memeriksa TTV dan asuhan kala IV
Evaluasi Kala IV
Tgl : 25 – 06 -
2012
Jam : 16.20 WIB
Kala IV
·
Placenta
lahir spontan
·
Panjang
tali pusat 50 cm,incersi sentral,kotiledon lengkap,perdarahan + 50 cc
·
UC
baik
·
TFU
2 jari bawah pusat
S : Ibu
mengatakan perutnya terasa mules
O :
KU : baik
Perdarahan + 50 cc ,kendung kemih kosong,UC baik, TFU 2 jari bawah
pusat.
A : Ny
“A” PII000II dengan kala IV
P : -
Menilai ulang kontraksi uterus dan menilai perdarahan
- Mengajarkan ibu untuk menyusui bayinya
- Melakukan pemantauan KU,TTV,kendung kemih,setiap 15 menit sekali 1 jam
pertama dan 30 menit sekali pada 1 jam kedua pasca persalinan
Evaluasi
Tanggal
: 26 – 06 – 2012
Jam 06:30
S
: Ibu mengatakan perutnya masih merasa mules dan lelah
O
: Ibu tampak lelah,TFU 2 jari bawah pusat,UC baik,kendung kemih kosong,
Perdarahan
+ 50 cc, TD 120/80 mmHg, N 80x/menit, RR 20x/menit, S 365 0C
A
: Ny”A” PII000II dengan 2 jam Post Partum
P
: Lakukan Observasi 2 jam post partum
Anjurkan
ibu untuk mobilisai dini
Ajarkan
ibu cara menjaga kehangatan bayi
Perawatan
Masa Nifas
Konseling
perawatan BBL dan perawatan tali pusat
Follow
up 1 minggu lagi untuk pemantauan keadaan ibu dan bayinya
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Berdasarkan
pengkajian GII PI000I UK 38 mgg janin tunggal hidup, let
kep KU Ibu dan janin baik dengan kala I fase laten
2.
Pada
Ibu bersalin diberikan asuhan kebidanan yaitu :
·
Pendekatan
/konseling terapeutik pada Ibu
·
Mengevaluasi
keadaan Ibu dan janin selama proses melahirkan
·
Memimpin
kelahiran sesuai dengan waktu dan teori yang ada
·
Memberi
dukungan dan motivasi kepada Ibu
·
Memberikan
asuhan sesuai APN 58 langkah
·
Mengevaluasi
kembali keadaan Ibu dan bayi
3.
Implementasi
diberikan sesuai dengan intervensi
4.
Tidak
terdapat masalah patologis pada Ibu dan janin.
B. Saran
1.
CBagi
Mahasiswa
Hendaknya lebih
proaktif, cepat dan tanggap dalam menghadapi segala situasi dan kondisi yang
dihadapi baik dalam teori atau kasus lapangan, khususnya pada proses
persalinan.
2.
Lahan
Praktek BPS
Diharapkan pada lahan lebih meningkat KIE
pada Ibu yang akan bersalin.
3.
Institusi
Pendidikan
Dapat membimbing dalam
proses pembuatan asuhan kebidanan khususnya pada Ibu bersalin dengan sabar dan
teliti serta memotivasi para mahasiswi dalam segi mental dan spiritual.
4.
Nakes
Bagi setiap tenaga
kesehatan / bidan harus lebih dalam mengkaji setiap kasus yang ada, karena itu
menentukan diagnosa yang akan diambil serta asuhan yang akan diberikan pada
Ibu, khususnya Ibu bersalin. Dan pada setiap tindakan yang dilakukan harus
diteliti, karena menghindari sesuatu yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohardjo,sarwono.2006.Ilmu
Kebidanan.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono
Prawirohardjo.
2. Saifuddin Abdul
Bari, dkk, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Edisi I, Jakarta :
YBP-SP, 2002
3. Azwar
Azrul.2007.Asuhan PersalinanNormal.Jakarta : JNPK – KR
4. Pearce.C.Evelyn.2008.Anatomi
dan Fisiologi untuk Paramedis.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
5. Saifuddin ,Abdul
Bari. 2007. Buku Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.